Episode II: Pure
Hawa pagi masih terasa di seluruh tubuhku: dingin, sejuk, dan alami. Walaupun saat itu masih pagi tetapi orang-orang hindu yang berasal dari Bali telah lebih dulu singgah di Pure. Lebih tepatnya untuk bersembahyang bukan untuk singgah. Mereka memakai baju putih-putih layaknya pakaian ibadah orang Hindu, memakai penutp kepala yang meyerupai blangkon lengkap dengan bunga yang diselipkan di daun telinga. Mereka merayakan hari Waisak, karena waktu itu 10 Mei. Kita beralih ke bangunan yang menarik perhatianku: Pure tempat ibadah mereka. Aku tidak tahu pasti sejarah berdirinya pure tersebut. Namun yang pasti pure itu sangat indah dengan relief-relief di atas batu yang artistic. Patung-patung kecil atau arca di pasang dibanyak tempat. Di pintu samping tangga masuk pure yang saat itu masih terkunci, dan di pintu-pintu lain yang di sampingnya banyak berdiri gapura-gapura megah dan indah. Tingginya sekitar 4-5 meter dengan ukiran unik di setiap ujung gapura.
Matahari pagi yang memencar dari belakang gapura itu membuat samar ujung-ujung gapura yang berdiri di atas lahan berumput hijau. Bangunan dari batu itu sudah banyak ditumbuhi lumut-lumut hijau kegelapan. Warna bagian atas gapura itu berwarna agak keputihan sedangkan yang bagian bawah berwarna lebih gelap. Pintu masuknya terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran bermotif bunga dan burung yang berwarna keemasan. Patung-patung yang ada di pasangi kain berwarna kuning dan putih. Patung yang berbentuk manusia bertaring dekenakan kain di bagian bawah tubuh dan di atas kepalanya sedangkan patung naga di bagian lehernya. Orang-orang hindu tidak melewatkan kesempatan dan pemandangan itu untuk megambil gambar bersama keluarga mereka. Dan berikut adalalah beberapa foto yang saya ambil sendiri di tempat itu. enjoy it!
No comments:
Post a Comment